pertama kali
ditanya kenapa saya harus repot-repot menulis daripada bicara? padahal saya
lumayan banyak bicara.
saya cuma
menjawab,
"karena saya tetap ingin bicara banyak hal, bahkan saat mulutku sedang merasa enggan berkata apa-apa."
menulis bukan
untuk membuat orang terharu, ikut menangis, emosi, ikut berang atau enggan,
merasa hina.
Aku hanya ingin
bicara banyak tanpa harus bersuara.
betapa banyaknya
hal yang enggan kuungkap tapi tetap ingin kuungkapkan.